Friday, February 8, 2013

duta anti flat

Dia ngga pernah inget full tentang masa kecilnya. Yang jelas masa lahir, kecil, remaja dan dewasaanya di tempat-tempat berbeda, ceritanya sih gitu. Dia hidup dari nol bareng orang tuanya di sebuah kota kecil. Bahagia, datar, dan damai, itu 3 kata yang nggambarin kehidupannya. Yah, mungkin itu yang bikin remajanya hidup cukup datar dan cuek. Ngga nyadar, sama sekali nga nyadar kalo sikap dia kaya gini namanya cuek. Aslinya dia selalu ngerasa takut salah, selalu banyak mikirin hal-hal lain berlebihan, banyak menduga, dia penganut "orang lain selalu benar", korban pembunuhan karakter. Dia bertekad ngga mau jd orang perasa, mungkin ini malah disebutnya cuek. Ternyata sikap ini jelas ngerugiin. Dia pernah dijauhin salah satu temen  SMA nya. Karena aslinya dia itu si perasa yang selalu takut salah, dia takut kalo ada salah ke orang. Dia nanya temennya, apa salah dia ke temennya itu. Sampe dia harus dicomblangin buat damai sama itu orang. Tolong, geli segeli-gelinya, dia udah kaya orang pacaran yang lagi marahan, harus ngomong empat mata buat baikan. Yah untungnya masalah selesai. Ini korban sikap dia yang kadang cuek tapi salah tempat. Itu kesalahan dia. Jangan pernah nyoba jadi dia, anak yang kurang asupan energi positif. Dari situ, dia coba bersikap rame kaya temen-temen lainnya, tapi seperlunya. Dia orangnya moodian, bisa rame serame-ramenya, diem sediem-diemnya. Tahun ini dia berniat jadi duta anti flat, duta kasih sayang, duta anti cuek di rumahnya sendiri dengan program kerja yang tidak tertulis dan tidak bertanda tangan. TEORI

0 comments:

 
Powered by Blogger.