Monday, November 26, 2012

drama dalam drama




 
“Putra, sepertinya kita putus saja”
“Tapi Fina,,,,, ko tiba-tiba?”
“Kamu kenapa sih, hubungan kita bukannya baik-baik saja?”
“Sudah, putra, tolong  jauhi aku.”



“shel, sheilaaa, knapa jd serius bgt nonton sinetronnya sih?”  teriak kanza.
“ohh hhaha iya iya, gregetan bgt liat sinetronnya, knapa hubungannya jd nggantung kaya gitu. Aku tahu mereka masih punya perasaan satu sama lain, tp knapa harus berpisah sepihak gitu.” kata sheila ngotot.
“ya udahlah, mereka mungkin belum siap satu sama lain, jodoh ngga akan kemana ko.” jawab kanza
“iya sih”. Dengan nada masih ngga rela, sheila hanya bisa meng-iya-kan.
“udah ah, aku mau tidur duluan, ngantuk berat”. kanza menutup pembicaraan.
Tidak disuruhpun, cerita sinetron tadi masih melekat dalam ingatan.
Oh tidak, sepertinya sinetron tadi merambatkan partikel-partikel formalin ke otak.
Awet, di ingatan.


"Rivan, kamu tidak mengerti karena tidak merasakan. Aku tidak mau semua ini makin bercabang. Sudah, Aku pergi saja. "
“tapi apa alasan kamu mengakhiri semua ini, Sheil?”
“alasan? semua ucapan aku selama ini nampaknya tidak sampai diolah ke otak.  Ucapanku seperti keluar dr lintasan yg seharusnya, hanya masuk telinga dan keluar begitu saja.”
“oke sheila, maaf”
“bersama untuk saling melengkapi itu nampaknya indah. Tapi nampaknya kalimat itu belum cocok untuk kita. Bersama untuk menyakiti salah satu, sakit, kalau kau mau tau.”
Itu sebagian percakapan akhirku dengan Rivan, malam itu.
Masih selalu ku ingat.
Kalimat yg berat tp malam itu terasa ringan, berasa sesaat ada di bulan, gravitasi saat itu mendukung drama ini berakhir cepat.
Akumulasi dari kesalahan sepertinya terbayar malam itu.
Tidak ada penyesalan.
Bukan tidak ada, tp tidak pada saat itu.
Aku tidak bisa tidur, amnesia.
Amnesia, lupa cara tidur nyenyak.
Padahal biasanya aku paling tau tidur nyenyak itu seperti apa.
Segala hal malam ini sepertinya tidak cukup bersahabat.
Ungu berubah jd hitam.
Sapi berubah jd srigala.
Bintang malah menghiasi drama malam ini dgn kerlipnya.
Padahal cocoknya hujan yg turun, seperti drama-drama di tv.
Ah sudahlah.
Habiskan malam ini bersama lagu-lagu Abdul and the coffee theory, two triple o, Maliq, Depapepe, dan fergie.
Malam-malam berikutnya mungkin akan berat mendengar lagu-lagu itu.
Aku tahu untuk mencapai kata SATU itu sulit karena memang kodratnya selalu berpindah-pindah.
Aku tidak mau terlalu lebih dalam mengikuti drama ini.
Drama cintaku mungkin belum berhak tayang.
Penonton pun akan kecewa bila akhirnya menggantung lg seperti ini.
Bulan apa ini?
Oh, bulan Mei, pertengahan Mei tepatnya.
Berarti besok tahun baru.
Tahun baru di kalenderku.



“Sheillaaaa, kenapa kamu? Tidur ko besuara gelisah gitu? Sampai-sampai aku kebangun."
“hmmmm, iya maaf"
Mimpi, itu mimpi
Tadi benar-benar hanya mimpi
Mimpi.
Iya, mimpi.
Gara-gara sinetron tadi.
Tidak ingin membayangkan semua ini akan pernah terjadi dalam dramaku sendiri.
Tuhan, semua ini drama dalam drama.
Aku ingin berhenti sementara dari drama genre cinta.
Dramaku tidak ingin dimainkan sekarang.
Nanti saja kalau sudah saatnya tayang.
Engkau sutradara terbaik untuk dramaku.
Aku ingin dramaku tayang nanti.
Drama yang membekas.
Sampai drama ini diakhiri oleh kematian pun akan terus membekas.

Tuesday, November 20, 2012

LELAH, katanya.

Lelah.
Butuh istirahat.
Istirahatlah tp jgn lama2.
Istirahat untuk merefresh kelelahan.
Istirahat untuk mengumpulkan kalimat-kalimat selanjutnya, 

menyelesaikan cerita kesuksesan.

Satnight 2

Satnight 17 Nopember 2012ku terbuat dari
*Balutan sweater ungu yg membuat suhu rendah dan tinggi menjadi tidak akur.
*Embun yg menutupi kaca mobil.
*SMS SMS berisi pertanyaan tugas kuliah.
*Antrian pasien-pasien di sebuah klinik dokter.
*Lampu-lampu mobil di jalanan yang menyilaukan mata.
*Pasangan-pasangan kaula muda yg sedang menyatukan hati di Taman Raflesia.
*Jagung rebus hangat di alun-alun.
*Candaan sebuah keluarga kecil.
*Tongkrongan keluarga kecil di pusat kota.
*Bau jalanan pertanda hujan turun.
*Bunyi hujan deras di pusat kota ciamis.
*Garasi yg tertutup pertanda sudah sampai di rumah kecil tercinta.
*Power point fisika statistik.
*konser NOAH
*Mata yg terjaga sampai pukul 23.22
*Tidur yg tenang (tenang=tidur ga pake mimpi)


Jauh bukan berarti tidak tahu keadaan.
Jauh bukan berarti tidak mendo'akan.
Sampaikan ini, Tuhan :)

Satnight

Satnight 3 Nopember 2012 mu terbuat dr apa? Satnightku kali ini terbuat dari rasa penasaran pengen nyobain risoles melepuh. Apa itu risoles melepuh? Kalo sebelumnya tau risoles yang jajanan pasar, pasti bakal tau kaya gimana risoles melepuh, bedanya, kalo risoles biasa itu isi sayuran atau bihun, risoles melepuh ini banyak maca isinya, namanya unik, dan warnanya jg unyu-unyu :D. Contohnya ada risoles tsunami, warnanya biru, entah kenapa namanya tsunami, mungkin warnanya kaya biru laut ya. Risoles tsunami ini di dalemnya ada keju gt, jd pas dimakan hmmm lelehan kejunya kerasa bgt. Buat yang ngga suka keju, ada juga risoles klasik yang isinya ga ada kejunya. Pokonya banyak macemnya. Stop talking anymore about risoles, sekarang mau cerita jalan-jalan hunting risolesnya :D

Bermodalkan ingatan alamat jalan cihanjuang beserta nomornya, motor, dan uang secukupnya, kami gadis-gadis tartil, sebut saja ratna, ifa, fanni (nama sebenarnya :D) memulai pencarian tempat menjual risoles melepuh. Hoam ternyata bermodalkan jalan sama nomor itu susah, bangunan-bangunan di jalan ini nomornya ngga berurutan. Sempet pengen ngedit peribahasa malu bertanya sesat di jalan jadi sesat di jalan menjadi malu, soalnya kalo nanyanya tiap 5 meter sekali jadi malu juga -_-
Kyaaa, ada petunjuk lain selain jalan sama nomor, ternyata tempat risoles itu deket RADIO AR cihanjuang, yah bener aja sedikit lebih memudahkan buat nanya2 ke orang, tp nanya ke anak-anak gaol yg tau radio, pas nanya ke bapa-bapa mah pada ngga tau :D. Sampai di ujung jalan cihanjuang, kami nemu papan nama radio ar dan risoles melepuh. Yay, akhirnya nemu juga -_-

Gelap, serem, sepi. Itu kesan pertama saya ngeliat tempat yg katanya menjual risoles. Yakin nih ada orang jualan? Mau masuk ragu, mau pulang lg sayang, susah-susah nyari tempat ini masa langsung pulang. Membuyarkan ketidakjelasan ini, kami sedikit-sedikit masuk melewati jalanan gelap, setelah kurang lebih 4 meter menyusuri jalan gelap, barulah terlihat ada kehidupan, sedikit tanda-tanda kehidupan, yah sedikit. Ada ruangan menyerupai tempat siaran radio, dan gerobak bertuliskan risoles melepuh. Yah, mungkin mamang risolesnya lg ngga jualan, gerobak nampak kosong dr kejauhan. Air liur belum kering ngomong mamangnya ngga jualan, eh ada cowo dr balik gerobak yg nanya, "mau beli risoles?". Kyaaaaaa bener bgt, itu mamang penjual risoles. Mata berbinar-binar, terharu, pengen makan gerobaknya langsung, tp untung ngga kejadian. Giliran udah di depan gerobak, udah duduk-duduk, malah speechless mau pesen apa, masih shock mikirin kenapa ada yah org jualan di tempat sepi kaya gini. Makin shock lg, karna mamang penjual nyadar karna kami mikir knapa ada yg jualan di tempat sepi gini hhaha mati deh. Mamangnya ternyata ngga suka tempat rame, makanya lebih milih berjualan di tempat itu. Hehe itu mamangnya usaha ko kaya yg pasrah, di tempatlain org berbondong-bondong berjualan di tempat rame biar banyak pelanggan, eh ini malah nyari tempat sepi kaya gini. Tapi yah, rezeki siapa yg ngatur, ternyata dagangannya masih tetep laku lho. Cape, takut, laper terbayar sudah dengan 2 buah risoles seharga 7 ribu/risoles ditambah bonus 1 risoles. Pulang kenyang... ;-)

Saran buat yg mau ke tempat ini:
  • buat kamu yg tinggal di sekitar geger kalong bandung, bisa naik angkot cimahi ledeng 4.000 turun di cihanjuang. 
  • jgn lupa bawa minuman karna ngga jualan minuman. 
  • kalo dateng kesana mepet2 waktu shalat, mending nyari mesjid dulu buat shalat karna di tempat risolesnya ngga ada mushola dan kata mamangnya susah air.
 
Powered by Blogger.